Sabtu, 10 Oktober 2015

Budaya Bali


Kalo bahas soal budaya, kalian tau gaksih arti budaya itu sendiri?
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Indonesia memiliki beragam budaya dari Sabang hingga Merauke, memiliki budaya masing-masing. Berikut ini saya akan menyajikan sedikit tentang budaya dari Bali.
                                               
Dari banyaknya pulau yang tersebar di Nusantara, Bali merupakan pulau yang paling terkenal, bahkan lebih dikenal dibanding Indonesia sendiri. Pertanyaan “Indonesia di sebelah mana Bali?” walaupun terkesan sebagai ‘lawakan’, tapi begitulah kenyataan. Dengan luas wilayah hanya 5.561 km2, atau 0,3 persen dari keseluruhan luas negara, Bali merupakan salah satu provinsi terkecil di Indonesia. Peradaban mencatat bahwa Bali memiliki mikrokosmos yang luar biasa, epitom yang istimewa tentang alam, sejarah, kesusasteraan, legenda, agama, seni, arsitektur dan manusianya itu sendiri. 

Seni dan Berkesenian

Kebudayaan Bali terkenal akan seni tari, seni pertujukan, dan seni ukirnya. Covarrubias mengamati bahwa setiap orang Bali layak disebut sebagai seniman, sebab ada berbagai aktivitas seni yang dapat mereka lakukan—lepas dari kesibukannya sebagai petani, pedagang, kuli, sopir, dan sebagainya—mulai dari menari, bermain musik, melukis, memahat, menyanyi, hingga bermain lakon. Dalam suatu desa yang bobrok sekalipun dapat dijumpai sebuah pura yang indah, pemain gamelan andal, dan bahkan aktor berbakat. Bahkan sesajen yang dibuat wanita Bali memiliki sisi artistik pada jalinan potongan daun kelapa dan susunan buah-buahan yang rapi dan menjulang. Menurut Covarrubias, seniman Bali adalah perajin amatir, yang melakukan aktivitas seni sebagai wujud persembahan, dan tidak peduli apakah namanya akan dikenang atau tidak. Seniman Bali juga merupakan peniru yang baik, sehingga ada pura yang didekorasi dengan ukiran menyerupai dewa khas Tionghoa, atau dihiasi relief kendaraan bermotor, yang mereka contoh dari majalah asing.

Keyakinan
                Image result for keyakinan budaya bali                  
Keyakinan orang Bali merupakan fenomena kompleks yang dilandasi berbagai aspek; Hindu, Siwa, Buda dan berpadu dengan tradisi leluhur. Oleh karena itu penyembahan roh-roh halus, nenek-moyang, dan unsur-unsur alam digabungkan dengan ajaran Hindu. Dalam beberapa kasus upacara adat dan ritual keagamaan terdapat perbedaan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Sebagian besar orang bali, hampir 95 %, beragama Hindu, walaupun Hindu yang berbentuk sinkretis; Hindu-Bali atau kadang disebut juga Hindu Dharma.

Upacara - upacara adat
Bali terkenal dengan begitu banyak ragam budaya dan tradisinya. Memiliki banyak berbagai warisan budaya leluhur yang tertanam dan melekat erat di masyarakatnya, begitu juga dengan tradisinya yang unik. Budaya dan tradisi yang berasal dari berbagai daerah di Bali dengan ciri khas tersendiri. Budaya dan tradisi yang unik inilah yang membuat Bali menarik para kaum wisatawan untuk datang ke Bali baik domestik maupun mancanegara. Beberapa tradisi unik di Bali  adalah sebagai berikut :
1. Ngaben
Ngaben merupakan salah satu upacara umat Hindu, rangkaian upacara Ngaben salah satunya adalah prosesi pembakaran mayat yang bertujuan menyucikan roh leluhur orang yang sudah meninggal. Tradisi ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Bali.
2. Mekare-kare (Perang Pandan)
Merupakan salah satu tradisi unik di Bali yang berada di desa Tenganan, Karangasem dan diadakan tiap tahun di Bulan Juni. Adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang bagi umat Hindu dan para leluhur. Desa Tanganan sendiri termasuk desa tua di Bali, disebut desa Bali Aga atau Bali Asli.
3. Mesangih/Metatah/Mepandes
Upacara potong gigi atau dalam bahasa Bali adalah Mesangih, Metatah, Mepandes merupakan upacara keagamaan Hindu-Bali. Upacara ini termasuk dalam upacara Manusa yadnya. Merupakan ritual mengikis 6 gigi bagian atas yang berbentuk taring dan bertujuan mengurangi sifat buruk manusia (peserta mesangih).
4. Omed-omedan
Tradisi Omed-omedan hanya bisa ditemui di banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Omed-omedan dalam bahasa Indonesia berarti tarik menarik. Merupakan tradisi yang ada turun temurun sejak jaman sebelum penjajahan Belanda dan diikuti oleh teruna teruni/muda mudi atau orang tua yang belum menikah. Diadakan rutin setiap tahun pada tanggal 1 Caka atau satu hari setelah perayaan Nyepi.
5. Mesuryak
Merupakan salah satu tradisi unik di banjar Bongan, Bali. Mesuryak merupakan tradisi melempar uang ke atas yang digelar pada hari raya Kuningan atau 10 hari setelah Galungan. Tujuannya adalah memberi persembahan atau bekal kepada leluhurnya yang turun pada hari raya Galungan dan kembali ke Nirwana pada hari raya Kuningan.
6. Megibung
Tradisi makan bersama dalam satu wadah, merupakan tradisi yang dimiliki oleh warga Karangasem, ujung timur pulau Dewata Bali. Tradisi megibung kerap kali dapat dijumpai pada upacara-upacara keagamaan dan adat di Karangasem.
7. Ngurek
Bisa dibilang upacara Ngurek ini merupakan tradisi yang paling ekstrim yang ada di Bali. Tradisi ini merupakan wujud bakti seseorang yang kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
8. Melasti
Merupakan salah satu rangkaian upacara sebelum hari raya Nyepi, tepatnya dilakukan 3 hari sebelum hari raya Nyepi. Makna dari upacara ini adalah proses pembersihan diri manusia, alam, dan benda-benda yang dianggap sakral dengan cara dihanyutkan agar segala kotoran tersebut hilang dan suci kembali. Selain itu, upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.

Pakaian Adat
Pakaian adat Bali merupakan salah satu pakaian adat yang unik dan bervariasi. Pakaian adat bali memiliki keagungan dan citra tersendiri. Dari pakaian adat yang dikenakan, dapat diketahui status ekonomi dan perkawinannya.
Pakaian adat bali dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Setidaknya terdapat tiga jenis pakaian adat yang biasa dikenakan masyarakat Bali. Pertama, pakaian untuk acara keagamaan. Kedua, pakaian untuk acara perkawinan. Ketiga, pakaian untuk sehari-hari. 
Contohnya pemakaian sanggul oleh perempuan Bali ketika ke pura. Remaja putri memakai sanggul/pusung gonjer sendangkan perempuan dewasa yang sudah menikah mengenakan sanggul/pusung tagel.
Pakaian adat Bali yang paling mewah adalah Busana Agung. Pakaian ini biasanya dikenakan saat rangkaian acara potong gigi atau perkawinan. Ada beberapa variasi dari Busana Agung dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan. Kain yang digunakan dalam pakain adat Bali yang satu ini adalah wastra wali khusus untuk upacara atau wastra putih sebagai simbol kesucian. Tapi, tak jarang pula kain dalam pakaian adat Bali ini diganti dengan kain songket yang sangat pas untuk mewakili kemewahan atau prestise bagi pemakainya.
Sedangkan untuk kaum laki-laki Bali selain mengenakan kain tersebut sebagai pakaian adat Bali mereka juga mengenakan kampuh gelagan atau biasa disebut dodot yang dipakai hingga menutupi dada.
Sementara, perempuan Bali sebelum mengenakan Busana Agung biasanya menggunakan kain lapis dalam yang disebut sinjang atau tapih untuk mengatur langkah wanita agar terlihat anggun.
Pakaian adat Bali selain mempunyai nilai keindahan, tapi di dalamnya juga tersimpan nilai-nilai  filosofis dan simbolik yang tersembunyi dalam bentuk, fungsi, serta maknanya. Itulah sebabnya dalam pakaian adat Bali dihiasi oleh berbagai ornamen dan simbol yang mempunyai arti tersindiri.

Kelengkapan Pakaian Adat Bali
Kelengkapan pakaian adat Bali terdiri dari beberapa item. Item tersebut antara lain kamen untuk pria, songket untuk pria dan wanita, udeng untuk pria dan sanggul lengkap dengan tiaranya untuk wanita. Disamping itu laki-laki Bali menyematkan keris, sedangkan wanita membawa kipas sebagai pelengkapnya.

Filosofi Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali memiliki nilai filosofi yang dalam. Filosofi pakaian adat Bali dalam hampir sama dengan kebanyakan pakaian adat daerah lain dalam beberapa hal, akan tetapi karena Bali juga merupakan salah satu tempat yang sudah mendunia dan disakralkan, maka filosofi pakaian adat Bali kini menjadi penting dalam eksistensinya. Pakaian adat Bali mempunyai standardisasi dalam kelengkapannya.
Pakaian adat Bali lengkap umumnya dipakai pada upacara adat/keagamaan atau upacara perayaan besar. Sedangkan pakaian adat madya dipakai saat melaksanakan ritual sembahyang harian atau saat menghadiri acara yang menggembirakan seperti contohnya ketika pesta kelahiran anak, kelulusan anak, sukses memperoleh panen, atau penyambutan tamu.
Filosofi pakaian adat Bali pada dasarnya bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi, yakni Tuhan yang diyakini memberikan keteduhan, kedamaian dan kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya.

Setiap daerah memiliki ornamen berbeda yang memiliki arti simbolis dalam pakaian adatnya masing-masing. Meskipun demikian, pakaian adat Bali pada dasarnya adalah sama, yakni kepatuhan terhadap Sang Hyang Widhi. Pakaian ini juga seringkali dipakai untuk membedakan tingkat kasta, yang merupakan buatan manusia itu sendiri. Di hadapan Maha Pencipta, manusia semua adalah sama derajatnya. Selain sebagai wujud penghormatan kepada sang pencipta, pakaian adat Bali merupakan suatu bentuk penghormatan kepada pengunjung/tamu yang datang. Ini adalah sesuatu yang umum, mengingat jika anda sebagai tamu maka akan merasa terhormat jika disambut oleh pemilik rumah yang berpakaian bagus dan rapi.